06 Januari 2010

SEKOLAH IMPIAN

Sekolah impian yang saya ingin bangun bernama Sekolah Cerdas Mandiri. Dilatar belakangi oleh kerinduan saya melihat anak-anak SMP sudah mampu menghasilkan uang sendiri. Sudah mampu hidup mandiri, tanpa bergantung dengan orang tuanya. Saya merindukan hal ini karena saya melihat para pengamen atau yang sering kita sebut anak-anak jalanan yang sehari-harinya mencari uang dengan cara menjual suaranya. Banyak diantara mereka yang merupakan anak-anak kecil sampai para remaja.

Tetapi sesungguhnya dengan cara mengamen, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Terutama untuk memenuhi kebutuhan pokok. Tetap saja mereka mengalami kekurangan dalam keuangan. Hidup mereka tetap sulit. Contonya, mereka makan seadanya dan tinggal di tempat yang kurang layak. Mereka tidak mempunyai uang lebih untuk membeli makanan-makanan yang mengandung banyak gizi seperti buah-buahah, sayur-sayuran, susu dan berbagai jenis makanan lainnya. Sehingga asupan gizi mereka kurang. Ini juga yang menyebabkan mereka menjadi anak-anak yang kurang cerdas. Uang yang mereka hasilkan dari hasil mengamen pun tidak mencukupi kebutuhan akan tempat tinggal. Seperti yang saya lihat pengamen-pengamen yang tempat dimana mereka kumpul dan menjalankan aksinya di daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur. Saya kenal dengan salah satu keluarga. Jadi keluarga ini terdiri dari ayah, ibu bersama denagn 3 orang anaknya. Pekerjaan ayahnya hanya menjadi kuli panggul di pasar. Ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, oleh karena itu untuk mendapatkan penghasilan tambahan, mamanya beserta 3 orang anaknya mengamen. mereka tinggal di sebuah kontrakan yang hanya memiliki 1 ruangan. 1 ruangan ini dipakai sebagai ruang dapur, tidur dan ruang tamu. Kondisi ini sangat memprihatinkan.

Oleh karena alasan tersebutlah saya rindu membangun sekolah ini. Saya rindu melihat khususnya orang-orang seperti mereka (khususnya orang-orang yang berada di garis kemiskinan) untuk menjadi pengusaha-pengusaha muda. Sekolah yang sedang saya mimpikan ini setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Alasan saya memilih jenjang ini adalah karena yang saya lihat pengamen-pengamen/ anak-anak jalanan putus sekolah di kelas 6. Dan pada umumnya usia anatara 12-14 tahun merupakan usia yang sudah mampu untuk memikirkan tentang adanya kebutuhan hidup. Pada masa ini merupakan masa yang produktif dalam menciptakan sesuatu karena pada masa ini, merupakan masa pertumbuhan. Baik secara fisik maupun mental. Penuh dengan kreatifitas dan energik dalam mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu bukanlah suatu hal yang tidak mungkin lahir pengusaha-pengusaha muda. Yaitu orang-orang yang mampu untuk membuat usaha-usaha diberbagai bidang dengan memanfaatkan keahlian yang dimilikinya pada saat usia mereka yang masih muda. Nantinya lulusan dari sekolah ini diharapakan sudah siap untuk bekerja. sesuai dengan bidangnya masing-masing.

Nantinya mereka akan mampu membangun usaha-usaha yang sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Sekolah ini memiliki 3 keahlian. Yaitu dibidang Tata Busana, Salon dan Tata Boga. Adapun keahlian-keahlian yang akan mereka milki terkait dengan bidang-bidangnya diuraikan seperti di bawah ini :
1. Bidang Tata Busana Bidang tata busana terkait dengan mendesain pakaian. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain : pembuatan pola pakaian, proses penjahitan, sampai penyelesaian menjadi sebuah baju yang sesuai dengan kebutuhan serta trend yang ada. Adapun keahlian yang akan dimiliki oleh siswa/I yang mengambil bidang ini antara lain :
a. Mampu membuat pola pakaian model apapun
b. Memiliki keahlian dalam menjahit. Apapun jenis yang akan dijahit. Menjahit ini pun dengan berbagai jenis. Seperti membordir, menyulam dan merenda.
c. Memiliki kemampuan untuk membuka usaha terkait dengan busana. Misalnya membuka butik serta usaha menjahit lainnya.
2. Bidang Salon Bidang ini akan mengurus hal-hal pada seputar rambut. Terdiri dari penataan serta perawatannya. Keahlian-keahlian yang akan dimiliki dalam bidang ini antara lain :
a. Keahlian dalam teknik memotong rambut dalam berbagai model potongan rambut
b. Menguasai teknik-teknik penataan serta perawatan rambut sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
c. Memiliki kemampuan untuk membuka usaha maupun bekerja terkait dengan penataan serta perawatan rambut.
3. Bidang Tata Boga Bidang terkait dengan masak-memasak. kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan antara lain : memasak serta cara menyajikan berbagai jenis makanan. Keahlian yang akan dimiliki seperti :
a. Memiliki keahlian dalam memasak semua jenis makanan
b. Mampu menciptakan jenis resep makanan yang baru.
c. Kamampuan untuk membuat usaha di bidang makanan

Dalam 1 kelas terdapat maksimal 20 orang. Sistem pembelajaran yang digunakan di sekolah ini menggunakan sistem pembelajaran student- centered. Yaitu pembelajaran terpusat pada siswa. siswa yang memberikan penilain terhadap hasil pembelajaran. Khusus untuk mata pelajaran yang sesuai dengan bidang masing-masing, dimana mata pelajarannya membutuhkan banyak praktek, maka dalam 1 kelas terdapat 2 orang guru. 1 adalah guru senior. Dimana guru ini merupakan orang-orang yang memang ahli dibidangnya. Sedangkan 1 orang lagi merupakan asisten. Asisten ini berasal dari alumni-alumni sekolah ini dimana alumni tersebut tidak diragukan lagi keampuannya. Guru senior yang akan memberikan teori. Sedangkan tugas asisten lebih banyak saat mereka praktek di ruangan khusus untuk praktek. Adapun program-program pembelajaran yang akan diberikan memang fokusnya diarahkan untuk meningkatkan keahlian mereka di bidangnya. Program-program yang akan diberikan berupa :
1. Program Utama
a. Khusus untuk mata pelajaran terkait dengan bidangnya, pemberian teori sebanyak 30% sedangkan untuk teorinya sebanyak 70%. Adapun sistem pemberian teori bisa menggunakan fasilitas sekolah yang berupa Laptop dengan LCD. Program pembelajaran seperti ini diadakan karena pada dasarnya mata pelajaran ini lebih membutuhkan banyak praktek daripada teori.
b. Di tingkat yang ketiga, setiap siswa/I akan dibimbing oleh guru-gurunya untuk mempraktekkan ilmunya. Dengan cara-cara yang dipilih oleh masing-masing siswa. Misalnya siswa untuk membuka usaha sesuai dengan bidangnya. Setiap siswa akan dibimbing oleh 1 guru. Dan 1 guru akan membimbing 10 orang. Hal ini bertujuan agar mempersipakan mereka untuk menjadi pengusaha-pengusaha muda maupun memperkenalkan mereka tentang dunia kerja yang akan dihadapinya setelah lulus nanti.
c. 3 bulan sekali akan diadakan study tour ke tempat-tempat yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang lebih dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka berkaitan dengan mata pelajaran keahlian sesuai dengan bidangnya. Selain memperoleh pengetahuan, juga sebagai studi banding untuk mengukur apakah mereka sudah layak disebut profesional dalam bidangnya. Sehingga apabila belum, diharapkan melalui kegiatan ini akan memotivasi mereka untuk terus meningkatkan kemampuan mereka.
2. Program Pendukung
a. Mengikuti lomba-lomba, baik yang diadakan oleh pihak sekolah maupun luar sekolah yang berkaitan dengan keahlian di bidang masing-masing. Misalnya mengikutu lomba memasak. Kegiatan ini diadakan agar mereka bersaing baik dengan temannya sendiri (apabila lombanya diadakan oleh pihak sekolah dan antar siswa) maupun dengan orang lain (apabila lombanya diadakan oleh pihak luar sekolah). Sehingga mereka berlomba-lomba untuk menghasilkan yang terbaik sesuai dengan tujuan diadakannya lomba. Bahkan diharapkan dari lomba-lomba yang ada, akan merangsang daya kreatifitas siswa.
b. Mengadakan serta mengikuti seminar-seminar. Dimana yang akan membawakan materi adalah orang-orang yang memang sudah ahli di bidang-bidang ini dan mereka adalah orang-orang yang dikenal oleh masyarakat banyak. Misalnya dalam bidang salon, sekolah akan mengundang Rudy Hadisuwarno. Kegiatan ini bertujuan agar siswa/I memperoleh tambahan pengetahuan sesuai dengan bidangnya sehingga akan meningkatkan kemampuan mereka. Serta memicu semangat mereka untuk menjadi anak-anak yang profesional dibidangnya. Karena mereka sudah melihat orang-orang tersebut sudah berhasil. Dan mereka menjadi terkenal karena mereka profesional dibidangnya.

Kriteria siswa yang mendapat kesempatan untuk mendaftar di sekolah ini antara lain : 1. Diutamakan golongan yang menengah ke bawah 2. Batas usia pendaftar adalah 12-14 tahun 3. Sudah lulus dari Sekolah Dasar (SD) 4. Diutamakan anak-anak yang waktu sekolah, dia memiliki nilai yang cukup baik tetapi karena tidak memiliki cukup biaya menjadi putus sekolah dan kemungkinan setelah lulus tidak dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya. 5. Calon siswa/I yang mendaftar berkeinginan untuk bekerja atau membuka usaha ketika mereka lulus. 6. Setelah melewati tes dan wawancra, ternyata mereka memang memiliki keahlian diantara 3 jenis bidang ini. 7. Memiliki kemauan untuk belajar dan diajar. 8. Memiliki sikap yang rajin, ulet dan tekun serta tidak mudah menyerah. 9. Lulus test yang diadakan oleh pihak sekolah.

Usaha-usaha yang akan dilakukan berkaitan dengan publikasi sekolah ini antara lain : 1. Karena fokus utama sekolah ini adalah menjaring siswa/I dari golongan menengah ke bawah, maka usaha yang dilakukan yaitu mempublikasikannya ke tempat-tempat tinggal mereka. Terutama tempatyang menjadi tempat tinggal anak-anak jalanan. Tetapi lokasinya tidak jauh dari letak sekolah ini. Agar tidak memberatkan dana transportasi. Dapat juga meminta bantuan dari Ketua RT (Rukun Tetangga) setempat untuk meminta data-data keluarga mana saja yang kurang mampu dan memiliki anak-anak yang berusia antara 12-14 tahun. Sekiranya banyak, maka meminta bantuan Bapak RT untuk mengumpulkan mereka dalam 1 tempat untuk mempromosikan sekolah ini. 2. Memasang brosur-brosur tentang sekolah ini. Agar masyarakat yang sekiranya pada saat waktu promosi tidak dapat hadir, mereka dapat mengetahui tentang sekolah ini melalui brosur yang ada. Atau mereka bisa menghubungi orang-orang yang dapat dihubungi untuk mengenal lebih dalam tentang sekolah ini. Karena di brosur terdapat contact person.

Setelah kami mempublikasikan ke masyarakat, maka langkah selanjutnya adalah kami akan menetapkan batas tanggal pendaftaran. Bagi siswa/I yang sudah mendaftar akan diberitahukan tanggal test dan wawancara. Adapun hal yang perlu dibawa ketika pendaftaran antara lain : 1. Ijazah SD Hal ini agar membuktikan bahwa calon siswa sudah lulus dari tingkat SD. Serta melihat bagaimana nilainya 2. Rapot SD Selain untuk melihat nilai yang diperoleh sewaktu sekolah, dapat juga untuk melihat bagaimana prestasi akademik siswa tersebut. Juga dapat melihat bagaimana kerajinan dan tingkah laku calon siswa tersebut ketika di sekolah. 3. Akte Kelahiran serta Kartu keluarga Untuk mengenal lebih dalam tentang calon siswa serta kondisi keluarganya. 4. Mengisi formulir yang tersedia Selain berisi tentang data diri murid, juga akan mengetahui tentang orang tua khususnya bagaimana kondisi keuangan orang tua/wali mereka. Setelah mendapatkan data-data yang cukup. Maka akan diadakan tes. Tes yang akan diberikan berupa tes untuk mengukur tingkat IQ serta tes untuk mengenal bakat mereka. Hasil dari test mengenal bakat ini adalah sebagai pengukur apakah mereka layak/tidak untuk masuk ke bidang yang mereka pilih. Sedangkan untuk hasil test IQ yang tinggi, akan memperoleh peluang yang lebih besar untuk diterima di sekolah ini. Setelah mereka tes tertulis, di hari berikutnya adalah wawancara untuk mengenal lebih dalam tentang karakteristik siswa serta keadaan keluarganya. Selain itu untuk menyocokan antara data secara tertulis dengan data yang sesungguhnya. Setelah kedua test tersebut dilaksanakan, maka langkah selanjutnya adalah pihak sekolah akan menyeleksi siswa/I yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan dan menetapkan setiap mereka di bidang masing-masing. Setelah diseleksi, hasilnya akan diumumkan. Dituliskan pada papan pengumuman sekolah.

Demikian sekolah impian yang saya inginkan. Satu harapan saya adalah melalui sekolah ini, akan mengurangi jumlah garis kemiskinan di negeri ini. Terutama di kota Jakarta dan yang pasti, mengurangi jumlah anak-anak jalanan.

04 Januari 2010

LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN SISWA

Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa atau yang disingkat dengan LDKS merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah yang berfungsi untuk melatih siswa untuk menjadi seorang pemimpin. Pembelajaran ini biasanya rutin diadakan setahun sekali oleh sekolah. Adapun anak-anak yang mengikuti kegiatan ini adalah anak-anak yang nantinya akan menjadi pengurus organisasi di sekolah. Sehingga kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk membekali mereka ketika mereka berada dalam masa kepengurusan di organisasi. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan ketika LDKS semunya mengarah kepada pembekalan mereka ketika nantinya mereka menjadi pengurus dalam organisasi kesiswaan yang ada di sekolah. Contoh-contoh kegiatan antara lain : out bond, permainan-permainan, simulasi-simulasi, test mental, pemberian materi dan kegiatan lainnya. Semua kegiatan-kegiatan ini diarahkan untuk memperlengkapi setiap siswa/I untuk mendapat pengetahuan tambahan tenatang kepemimpinan keorganisasian serta bekerja dalam tim. Permasalahan yang sering terjadi ketika kegiatan ini dilakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan ketika LDKS arahnya menyimpang dari maksud dan tujuan diadakannya kegiatan LDKS. Misalnya out bond-out bond/permainan yang dibuat tidak memiliki makna kearah mengajarkan tentang kepemimpinan. Bahkan yang lebih parahnya adalah kakak kelas yang menyebutnya dirinya adalah senior seringkali memanfaatkan ajang test mental untuk balas dendam kepada junior. Materi-materi yang diberikan juga tidak sesuai dengan kebutuhan siswa. Sehingga pulang dari LDKS, siswa tidak memperoleh tambahan pengetahuan tentang kepemimpinan maupun bekerja dalam tim. Hal tersebut harus dibenahi. Agar penyelenggaraan LDKS tidak sia-sia dilaksanakan sekolah. Misalnya dengan cara pemilihan jenis-jenis out bond yang lebih mengkaitkan tentang makna kepemimpinan. Serta kegiatan-kegiatan yang lainnya. Harus ada makna yang jelas dari setiap kegiatan yang ada.

PENGEMBANGAN KESISWAAN

Pengembangan kesiswaan merupakan pembinaan terhadap siswa untuk mengembangkan potensi siswa di luar jam sekolah dan dievaluasi oleh pihak sekolah. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 39 pada Bab 1 Pasal 1. Kegiatan pembinaan kesiswaan dibagi menjadi 2 jenis yaitu : kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler. Adapun kegiatan kurikuler merupakan kegiatan yang diberikan oleh guru untuk murid-muridnya yaitu berupa penugasan-penugasan. Kegiatan ini diberikan pada saat jam pelajaran sedang berlangsung. Misalnya : guru memberikan pekerjaan rumah. Kegiatan yang kedua adalah kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran. Kegiatan mempunyai 4 fungsi. 1) untuk mengebangkan kemampuan potensi yang dimiliki oleh siswa 2) sebagai kegiatan yang bersifat sosial. Yaitu sebagai ajang untuk bergaul dengan banyak orang. 3) kegiatan yang sifatnya rekreatif. Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat dikatakan sebagai kegiatan rekreasi bagi siswa/I 4) sebagai ajang untung mempersiapkan karier siswa nantinya.

Adapun prinsip-prinsip yang terkandung di dalm kegiatan ini adalah antara lain : 1) Individual. Maksudnya jenis ekstrakurikuler yang diikuti oleh siswa merupakan pilihannya sendiri. Tanpa adanya paksaan dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler. Dan manfaat yang dirasakan dari kegiatan ini adalah dirinya sendiri. 2) Pilihan maksudnya kegiatan ini merupakan kegiatan yang dipilih oleh siswa dari banyaknya jenis ekstrakurikuler yang ada. 3) Keterlibatan aktif. Maksudnya siswa perlu terlibat aktif dalam kegiatan ini. Perlu sumbangsih tenaga dari siswa agar kegiatan ini dapat berjalan dengan baik. 4) Menyenangkan. Karena fungsinya yang rekreatif tersebut, maka kegiatan ini merupakan kegiatan yang menyenangkan.

Kegiatan ekstrakurikuler ini memiliki spesifikasi. Antara lain : 1) Krida yang berupa kegiatan-kegiatan yang bersifat kepamongan. Contoh kegiatan ini : Kepramukaan, PMR serta Paskibra. 2) Karya Ilmiah. Berupa penelitian-penelitian terhadap misalnya gejala-gejal alam yang terjadi. Misalnya : Karya Ilmiah Remaja (KIR). 3) Latihan/ lomba keberbakatan/ prestasi. Misalnaya : English Club. Yaiti kumpulan orang –orang yang mempunyai bakat/ ingin belajar tentang bahasa inggris. Biasanya diadakan lomba-lomba yang berupa debat bahasa inggris. 4) Seminar, Loka Karya dan Pameran/bazaar.

PEMADATAN KURIKULUM

Pemadatan Kurikulum: Sebuah prosedur sistematis untuk Memodifikasi Kurikulum untuk Kemampuan Siswa Di atas Rata-rata 
Ketika dialog tentang cara yang lebih baik untuk menata kembali melanjutkan sekolah kami, siswa masih datang ke sekolah setiap pagi guru masih menghadapi tantangan untuk menyediakan luas secara adil untuk berbagai perbedaan dalam kemampuan siswa, minat, dan gaya belajar. Ketika kita meneliti mahasiswa ini perbedaan dalam penjajaran untuk perbedaan luas dalam isi, gaya mengajar, dan sifat-sifat pribadi guru, mudah untuk menyadari bahwa semua kegiatan mengajar memerlukan banyak penyesuaian untuk mengakomodasi keragaman situasi belajar yang dapat ditemukan dalam setiap kelas. Sama seperti guru telah mengalami frustrasi dan tantangan untuk menyesuaikan kurikulum bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, Sama seperti guru telah mengalami frustrasi dan tantangan untuk menyesuaikan kurikulum bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, atau dapat dengan mudah dikuasai dalam sebagian kecil dari mereka di atas kemampuan rata-rata siswa, tetapi terhambat oleh kendala waktu dan kurangnya pendekatan sistematis untuk mengganti pekerjaan yang lebih menantang untuk tugas kelas reguler. Dan siswa yang secara akademis tahun depan teman-teman sekelas mereka sering menjadi frustasi karena mereka bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari yang berulang-ulang dan tidak perlu Dan siswa yang secara akademis tahun depan teman-teman sekelas mereka sering menjadi frustasi karena mereka bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari yang berulang-ulang dan tidak perlu

Apa itu Kurikulum Memadatkan?
Hampir di setiap sekolah-sekolah distrik yang ada di beberapa Negara memiliki kebijakan yang menyatakan komitmen untuk memenuhi kebutuhan individual, namun, banyak kabupaten / kota tidak mempraktekan kebijakan-kebijakan ini karena tidak memiliki kapasitas untuk menerapkannya. Kami memiliki kesulitan di dalam melakukan penyesuaian terhadap siswa yang sudah mencapai jauh di atas tingkat rata-rata. Padahal banyak metode yang dapat diterapkan untuk siswa yang lebih rendah. Artikel ini menjelaskan teknik yang mudah yang dapat digunakan bagi siswa yang menunjukkan kekuatan atau tingkat minat yang tinggi dalam satu atau lebih konten daerah. Prosedur ini telah terbukti efektivitasnya. ini hasil dari studi penelitian nasional dan melalui beberapa tahun di kelas. Hasil penelitian ini digunakan untuk berbagai pengaturan pendidikan di seluruh negara. Kurikulum pemadatan adalah teknik instruksional yang khusus dirancang untuk membuat penyesuaian kurikuler yang sesuai bagi siswa di setiap daerah kurikuler dan pada setiap tingkat kelas. Pada dasarnya, prosedur melibatkan (1) mendefinisikan tujuan dan hasil dari unit atau bagian tertentu dari pengajaran, (2) menentukan dan mendokumentasikan hasil pembelajaran untuk mengetahui siswa telah menguasai sebagian besar atau semua pembelajaran, dan (3) strategi untuk menyediakan bahan pengganti bagi yang sudah menguasai melalui penggunaan instruksional yang lebih menantang dan penggunaan produktif waktu siswa. Pemadatan kurikulum ini disusun oleh akal yang sehat. Kurikulum ini digunakan apabila guru memberlakukan instruksi individualistis siswa dalam pembelajaran. Langkah-langkah yang spesifik untuk melaksanakan pemadatan kurikulum baik dalam keterampilan dasar maupun daerah, akan diuraikan di bawah ini.

Kabar Buruknya-Mengapa Kita Perlu Memadatkan Kurikulum
Ini jelas bahwa masalah utama yang dihadapi sekolah-sekolah kita adalah kurangnya diferensiasi dan tantangan akademik kurikuler bagi banyak siswa kami yang paling mampu. Penelitian juga mendukung klaim ini. Dalam studi baru-baru ini mengenai rata-rata dan di atas rata-rata pembaca, Tylor dan Frye (1988) menemukan bahwa 78% menjadi 88% dari kelima dan keenam rata-rata kelas pretests pembaca, lulus pada pemahaman dasar keterampilan sebelum mereka tertutup di basal pembaca. Para pembaca rata-rata tampil di 93% akurasi pada keterampilan pemahaman pretest.
Salah satu alasan bahwa begitu banyak rata-rata dan di atas rata-rata siswa menunjukkan penguasaan dari kurikulum adalah karena pendidikan. Chall dan Conard (1991) setuju dengan penilaian Bell, mendokumentasikan kecenderungan peningkatan kesulitan dalam buku-buku pelajaran yang paling luas digunakan lebih dari tiga puluh tahun 1.945-1.975. "Secara keseluruhan, yang kemudian tanggal hak cipta buku pelajaran untuk kelas yang sama, semakin mudah mereka, sebagaimana diukur mengapa indeks dari tingkat mudah dibaca, tingkat kematangan, kesulitan pertanyaan dan luas ilustrasi "(P.2). Kirst (1982) juga percaya bahwa buku-buku pelajaran y telah jatuh dua tingkatan kelas dalam kesulitan selama 10-15 tahun terakhir. Baru-baru ini. Philip G. Altbach (1991), mencatat iklan cendekiawan penulis buku di Amerika, menunjukkan bahwa buku-buku pelajaran, sebagai dievaluasi melintasi spektrum persetujuan langkah-langkah, telah menurun dalam kekakuan.
Buku teks adalah bagian utama dari setiap sistem pendidikan. Mereka membantu pengertian tentang kurikulum dan secara signifikan dapat membantu atau menghalangi guru. "keunggulan gerakan" telah mengarahkan perhatiannya terhadap buku pelajaran dalam beberapa tahun terakhir. American buku pelajaran, menurut para kritikus, yang membosankan dan dirancang untuk angka yang biasa terendah. Mereka telah "kebodohan yang turun" sehingga isi dari buku dan "pembacaan" adalah stres. Buku pelajaran telah berevolusi selama beberapa dekade ke "produk" sering dikumpulkan oleh komite sebagai tanggapan terhadap tekanan-tekanan eksternal penilai dari pendekatan yang koheren untuk pendidikan. Paling penting bagi banyak kritikus th, buku pelajaran tidak memberikan dasar pengetahuan untuk sekolah-sekolah Amerika di masa reformasi, pembaruan dan perbaikan. (P.2). Para peneliti telah membahas masalah-masalah khusus yang dihadapi oleh para siswa kemampuan tinggi ketika buku teks adalah "kebodohan yang turun" karena mudah dibaca formula atau buku politik adopsi. Bernstein (1985) merangkum masalah tertentu yang saat ini berpose untuk buku pelajaran siswa yang berprestasi, "Bahkan jika ada aturan baik praktis tentang subyek sensitif buku adopsi, isu menjadi diperdebatkan ketika sebuah distrik sekolah hanya membeli satu buku pelajaran, biasanya di tingkat kelas, untuk semua mahasiswa dalam suatu subjek atau kelas. Seperti tekanan kebijakan pembelian adopsi komite untuk membeli buku-buku yang paling-siswa mampu dapat membaca. Akibatnya, kebutuhan siswa lebih maju dikorbankan "(hal.465) Chall dan Conard (1991) juga menyebutkan kesulitan khusus untuk siswa rata-rata di atas sehubungan dengan buku pelajaran tidak terlalu sulit..
Kelompok lain tidak cukup dilayani adalah orang-orang yang membaca tentang dua nilai atau lebih di atas normal. Mereka membaca buku teks, khususnya, menyediakan sedikit atau tidak ada tantangan, karena mereka cocok untuk mahasiswa, penempatan kelas, bukan tingkat membaca. Banyak siswa yang menyadari hal ini dan berkata, dalam wawancara mereka, bahwa mereka lebih suka buku-buku lebih keras karena mereka belajar kata-kata dan ide-ide lebih keras dari mereka. Karena lebih sulit membaca buku-buku pelajaran sudah tersedia, salah satu mungkin bertanya mengapa mereka tidak terbiasa dengan pembaca yang lebih mampu, begitu juga dengan mudah membaca buku pelajaran bagi pembaca yang kurang mampu. Praktek ini menggunakan tingkat kelas membaca buku pelajaran bagi orang-orang yang membaca dua atau lebih nilai di atas norma-norma telah berubah sedikit selama bertahun-tahun, meskipun telah berulang kali mempertanyakan (lihat chall, 1967, 1983). akan tampak bahwa, karena berbagai alasan administrasi, bahwa guru tidak menggunakan buku pelajaran membaca di atas penempatan kelas siswa. Alasan yang paling sering disebutkan adalah benar-benar sebuah pertanyaan: jika guru kelas tiga menggunakan buku kelas empat, apa yang akan guru kelas empat lakukan? (p.111).
Lebih lanjut, Chall dan Conard menekankan pentingnya pertandingan antara kemampuan pelajar dan sulitnya tugas pengajaran, menyatakan bahwa pertandingan yang optimal harus sedikit di atas level saat ini berfungsi. Ketika pertandingan optimal, belajar ditingkatkan. Namun, jika pertandingan tidak optimal [i.e. pertandingan berada di bawah atau di atas anak tingkat pemahaman / pengetahuan], belajar adalah kurang efisien dan pengembangan dapat dihentikan (p.19). jelas bahwa tren saat ini memilih buku-buku pelajaran yang mayoritas siswa dapat membaca merupakan masalah bagi siswa kemampuan tinggi.
Penemuan terkini oleh Usiskin (1987) dan Flanders (1987) menunjukkan bahwa tidak hanya memiliki buku pelajaran menurun dalam kesulitan, tetapi juga bahwa mereka memasukkan persentase yang besar untuk memfasilitasi pengulangan.Usiskin berpendapat bahwa rata-rata siswa kelas delapan harus mempelajari aljabar karena hanya 25% dari halaman khas ketujuh dan kedelapan teks matematika kelas berisi konten baru. Flanders dikuatkan temuan ini dengan menyelidiki seri buku pelajaran matematika populer tiga penerbit. Siswa di kelas 2-5 yang menggunakan buku-buku pelajaran matematika ini balas sekitar 40 hingga 65% konten baru selama tahun sekolah yang setara dengan materi baru dua atau tiga hari seminggu. Dengan delapan kelas, jumlah konten baru telah menurun hingga 30% yang berarti untuk menghadapi materi baru sekali setiap satu dan satu setengah hari seminggu. Flanders (1987) menunjukkan bahwa perkiraan ini adalah konservatif karena hari untuk tes rviw dan tidak dimasukkan dalam analisis, dan menyimpulkan, "harus ada sedikit heran mengapa murid-murid bosan : mereka melakukan hal yang sama dari tahun ke tahun" (hal. 22). Berita Bagus - Penelitian Itu Jual Sebuah Praktek Solusi Sebuah studi yang baru-baru ini diselesaikan di University of Connecticut Pusat Penelitian Nasional pada Anak Berbakat (NRC / GT) mengkaji strategi yang digunakan guru untuk memodifikasi kurikulum sehingga menampung spesifik kemampuan tinggi siswa. Studi ini meneliti lebih lanjut jenis-jenis kegiatan pengganti yang dapat digunakan untuk menyediakan lebih tepat kurikuler tingkat tantangan. Sebuah kayu dari 27 sekolah 465 kabupaten dan kedua melalui guru kelas enam ruang kelas di seluruh negeri dari sekolah kolaboratif distrik harus memenuhi dua kriteria: tidak ada pelatihan sebelumnya atau pelaksanaan Kurikulum Memadatkan, dan kesediaan untuk menerima tugas acak pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol . Upaya dilakukan untuk merekrut kecamatan dengan populasi sekolah dasar yang termasuk kurang beruntung secara ekonomi, terbatasnya ahli dan cacat inggris siswa. Penginapan berpartisipasi kabupaten studi mewakili kemarahan yang luas dari sekolah dasar di seluruh negeri, mulai dari sekolah pedesaan kecil di Wyoming ke sekolah magnet bagi siswa Hispanik di California. Tiga kelompok perlakuan yang menerima tingkat peningkatan pengembangan staf yang digunakan untuk memeriksa yang paling efisien namun metode efektif untuk pelatihan guru untuk memodifikasi kurikulum. Guru dari ruang kelas set keempat menjabat sebagai kelompok kontrol dan karenanya tidak mendapat pelatihan. Semua kelompok perlakuan guru menerima sekitar dua jam kelompok simulasi pemadatan dilakukan oleh instruktur yang berpengalaman. Simulasi dikembangkan oleh Starko (1986) telah menjadi standar dalam sumber daya jenis pelatihan ini. Perawatan Kelompok 3 mendapat pelatihan yang sama sebagai Group 2, tetapi juga memiliki tambahan 6 sampai 10 jam dari rekan pembinaan sepanjang tahun, seperti yang disarankan oleh Joyce dan Showers (1983). Guru di kelompok kontrol normal terus praktek pengajaran yang tidak termasuk penggunaan Kurikulum Memadatkan. Perlakuan dan kelompok kontrol guru diminta untuk menargetkan satu atau dua calon dalam ruang kelas untuk Kurikulum Memadatkan, dengan menggunakan seperangkat kriteria yang digariskan dalam bahan yang disediakan oleh tim peneliti. Semua ditargetkan siswa dalam perlakuan dan kelompok kontrol diuji sebelum dan setelah pengobatan dengan out-of-tingkat yang rendah Of Basic Skills Tests (ITBS). Next-kelas-tes tingkat digunakan untuk mengkompensasi "topping keluar" efek yang sering dijumpai ketika mengukur pencapaian kemampuan tinggi siswa. Meskipun ruang tidak mengizinkan presentasi rinci deskriptif dan prosedur statistik nonparametrik yang digunakan untuk menganalisis data dari studi ini, ringkasan temuan penting akan dijelaskan, dan pembaca yang tertarik diundang untuk berkonsultasi laporan teknis yang komprehensif yang tersedia dari NRC / GT (Reis, et. Al, 1992).

Cara Untuk Memperoleh Lebih dari Sedikit!
Penemuan yang paling penting yang menjadi baigian yang terbaik adalah menceritakan phenomena! Kurang lebih 40 sampai 50% dari bahan pelajaran pada ruangan kelas tradisonal sudah dipadatakan untuk target murid yang merupakan satu atau lebih daerah isi. Ketika guru-guru menghilangkan sebanyak 50% dari aktivitas kurikulum regular dan bahan-bahan yang menjadi target murid, tidak berbeda dari yang diperlihatkan di hasil penilaian tes yang telah lalu diantara pengawasan kelompok pada konsep perhitungan matematika. Penemuan ini membersihkan hasil poin dari keuntungan kurikulum yang padat yang sangat jauh dari hasil yang telah distandartkan. Hasil ini begitu mencemaska. Analisis data yang dihubungkan sebagai kegiatan pengganti juga menunjukkan bahwa murid-murid diperlihatkan kegiatan yang begitu banyak yang begitu menantang lebih dari bahan-bahan yang telh ditentukan. Penemuan tambahan berdasarkan pengujian dari keefektifitasan dan keefisienan dari proses pemadatan dan berbagai paradigma pelatihan asalkan mengacu pada laporan 3 kelompok.

Cara Menggunakan Proses Pemadatan Mendefinisikan Tujuan dan Hasil. Yang pertama dari tiga tahapan proses pemadatan terdiri dari mendefinisikan tujuan dan hasil dari suatu unit atau segmen pengajaran. Informasi ini sudah tersedia di sebagian besar mata pelajaran karena hasil tujuan spesifik dan biasanya dapat ditemukan dalam buku pedoman guru, kurikulum panduan, lingkup-dan-rangkaian kereta, dan beberapa kerangka kerja kurikuler baru yang muncul dalam kaitannya dengan model pendidikan berbasis hasil. Guru harus memeriksa tujuan-tujuan untuk menentukan mewakili tujuan akuisisi konten baru atau keterampilan berpikir sebagai lawan dari praktek tinjauan atau materi yang diajarkan sebelumnya. Bidanag dan rangkaian grafiknyang dipersiapkan oleh penerbit-penerbit atau sebuah perbandingan yang simpel dari isi tabel sebagai rangkaian dasar pengamatan menyeluruh yang cepat dari bahan pengulangan sebagai lawan baru. Subuah tujuan utama dari tahap ini dari proses yang padat adalah untuk menolong guru keputusan program untuk setiap individu. Sebuah tujuan pengembangan professional yang lebih besar adalah untuk membantu guru menganalisa lebih baik dari materi yang mereka ajarkan dan pengguna buku bacaan serta resep kurikulum yang lebih baik.

Mencirikan Calon-calon untuk Pemadatan.
Tahap kedua dari proses pemadatan mencirikan murid-murid yang mana sudah menguasai materi pelajaran atau hasil pembelajaran dari sebuah materi atau bagian pelajaran. Langkah pertma dari kegiatan ini terdiri dari penilaiaan murid-murid yang mana yang memiliki potensi untuk menguasai materi baru di kecepatan yang lebih cepat. Mengetahui seorang murid, tentu saja, jalan yang terbaik untuk memulai proses baban tambahan. Penilaian di tes sebelumnya, melengkapi penugasan, dan partisipasi di kelas adalah jalan yang terbaik dari mencirikan tinggi seperti calon-calon untuk pemadatan. Hasil test standar dapat membantu sama sebuah layar yang baik untuk langkah ini. Karena mereka mengizinkan kita untuk melihat nama-nama dari semua murid-murid yang mana menomori satu tahun atau lebih bebas dari tingkatan kelas dari di dalam daerah subjek fakta-fakta. Terdapat sebuah calon untuk pemadatan bukan maksud kebutuhan bahwa seorang murid mengetahui bahan-bahan dengan kurang perhatian. Oleh karena itu, langkah yang kedua dari mencirikan calon-calon terdiri dari menemukan atau mengembangkan test yang cocok bahwa dapat digunakan untuk hasil spesifik evaluasi pembelajaran. satuan pretest, atau akhir dari test bahwa dapat menjadi administrasi sama pretest siap membuat untuk tugas ini, khususnya ketika beban tambahan bagi kemampuan dasar datang. Sebuah analiasa dari hasil pretest memperbolehkan guru-guru untuk mendokumentasikan di dalam keahlian khususnya, dan untuk memilih aktivitas pembelajaran atau kebutuhan bahan praktek untuk membawa murid-murid untuk naik tingkst di atas kemampuan apa saja bahwa boleh jadi membutuhkan beberapapa penguatan tambahan ekstra. Proses kecil yang dirubah untuk daerah isi pemadatan bahwa tidak sama mudahnya dibebankan di kemampuan dasar dan bagi murid-murid yang tidak menguasai bahan pelajaran, tetapi keputusan untuk menjadi calon ulasan yang lebih tajam. Pertama, murid harus memiliki sebuah pengertian yang tuntas dari tujuan dan cara dari pemadatan, mencakup proses pengganti yang alami. Diberikan sebuah bagian dari bahan yang harus didiskusikan denagn murid-murid (contohnya kesatuan yang mencakup rentetan sebuah materi di dalam sebuah teks belajar sosial), dan cara-cara untuk membuktikan keahlian pada sebuah tingkatan yang tinggi yang menjadi lebih spesifik. Langkah-langkah ini harus terdiri dari menjawab pertanyaan berdasarkan dari bab, menulis sebuah esai, atau mengambil akhir standar dari serangkaian tes. Jumlah waktu yang tersedia untuk menyelesaikan dari serangkaian yang harus lebih dispesifikan, dan langkah-langkahnya seperti laporan setiap periode kemajuan atau pemasukan dari pengulangan guru harus disetujui ketika sedang berlangsung. Dan tentu saja, sebuah ujian dari perecepatan potensial dan/atau memperkaya aktivitas pengganti harus menjadi sebuah bagian dari diskusi. Alternatif yang lain adalah untuk membebani atau pretest semua murid-murid di dalam sebuah kelas ketika sebuah unit baru atau topic adalah pendahuluan. Meskipun ini munkin tampaknya seperti bekerja lebih bagi guru, hal ini memberikan kesempatan untuk semua murid-murid untuk mendemonstrasikan kelebihannya atau penguasaan sebelumnya di daerah yang diberikan oleh guru. Menggunakan sebuah acuan dari objek pembelajaran, guru-guru adapt merasakan di dalam hasil tesnya dana membuat kecil, fleksibel, dan grup sementara untuk pembelajaran kemampuan dan aktivitas pengganti. Menyediakan percepatan dan Pengayaan Pilihan. Tahap akh ir dari proses pemadatan dapat menjadi salah satu aspek yang paling menarik dalam mengajar karena didasarkan pada kreativitas pengambilan keputusan koperasi pada bagian kedua guru dan siswa. Upaya dapat dilakukan untuk mengumpulkan bahan-bahan pengayaan dari guru kelas, pustakawan, media spesialis, dan isi pendidikan berbakat daerah atau spesialis. Petunjuk ini mungkin termasuk self-directed kegiatan pembelajaran, bahan-bahan instruksional yang berfokus pada keterampilan berpikir tertentu, dan berbagai individu dan kelompok kegiatan yang berorientasi proyek yang dirancang untuk mempromosikan riset dan tangan pada keterampilan investigasi. The time gila tersedia melalui pemadatan memberikan kesempatan untuk bekerja dengan seorang mentor, rekan les situasi, keterlibatan dalam kegiatan pelayanan masyarakat, dan kesempatan untuk memutar melalui serangkaian diri-mini-kursus yang dipilih. Menyediakan percepatan dan Pengayaan Pilihan. Tahap akhir dari proses pemadatan dapat menjadi salah satu aspek yang paling menarik dalam mengajar karena didasarkan pada kreativitas pengambilan keputusan kerjasama antara guru dan siswa. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan bahan-bahan pengayaan dari guru kelas, pustakawan, media spesialis, dan isi pendidikan berbakat daerah atau spesialis. Petunjuk ini mungkin termasuk perintah pribadi dari kegiatan pembelajaran, bahan-bahan instruksional yang berfokus pada keterampilan berpikir tertentu, dan berbagai individu dan kelompok kegiatan yang berorientasi proyek yang dirancang untuk mempromosikan riset dan keterampilan tangan pada investigasi. Waktu yang gila yang tersedia melalui pemadatan memberikan kesempatan untuk bekerja dengan seorang mentor, rekan les, keterlibatan dalam kegiatan pelayanan masyarakat, dan kesempatan untuk memutar melalui serangkaian kursus diri mini yang dipilih.

Program Pembimbingan Individu Untuk Pemadatan
figur 1. Pemadat " pertama tiang rumah harus termasuk informasi di belajar objectivitie dan kekuatan pelajar dalam itu wilayah. guru harus daftar objectivitie untuk tertentu satuan belajar, diikuti oleh data di pelajar, kecakapan dalam itu objectivitie, termasuk nilai percobaan, tingkah laku penampang dan lewat catatan pelajar. " di yang kedua tiang rumah, guru harus rinci pretest kendaraan mereka memilih, bersama-sama dengan hasil percobaan. pretest instrumen dapat resmi mengukur, seperti pensil dan percobaan kertas, atau informal mengukur, penilaian penampilan seperti itu berdasarkan di pengamatan kelas partisipasi dan menulis penugasan. ketegasan sangat penting. rekaman nilai keseluruhan 85% di sepuluh sasaran hasil, sebagai contoh, setor pada apa ringan kecil bagian bahan dapat compacted, sejak pelajar boleh pertunjukan penguasaan terbatas sasaran hasil dan tingkat tinggi penguasaan di lain. " tiang rumah tiga digunakan ke informasi catatan tentang akselerasi atau pengayaan pilihan. di menentukan pilihan ini, guru harus secara penuh sadar akan pelajar, minat sendiri dan belajar gaya. kami telah menggunakan dua instrumen membantu kita membuat keputusan tentang aktifitas penggantian tempat itu penekanan utama di pilihan pelajar. interest-a-lyzer dan inventaris gaya pengetahuan (renzulli pandai besi, 1979 menyediakan penampang umum categorie minat pelajar, dan tipe aktifitas pelajar itu bermaksud menggunakan di mengejar minat ini. Eileen: Sebuah Contoh Formulir Pemadatan Eileen adalah anak kelas lima di sebuah mandiri kelas heterogen. eileen kelima penilai di kelas heterogen serba cukup. sekolah dia, yang sangat kecil lokasi di kabupaten sekolah kota ekonomi-sosial lebih rendah sementara eileen' membaca dan jarak nilai bahasa diantara dua dan lima tahun di atas tingkatan tingkat, kebanyakan dari dia 29 teman sekelas membaca satu ke dua tahun tingkatan di bawah tingkat. menyajikan eillen' guru dengan masalah ini biasa: apa yang merupakan jalan terbaik mengajar eillen? dia menyetujui ke kurikulum dia padat. mengambil paling mudah mendekati mungkin, dia mengelola semua percobaan satuan tepat untuk tingkatan tingkat di seni bahasa fundamental program, dan memaafkan eileen dari melengkapi aktifitas dan worksheet di satuan dimana dia menunjukkan kecakapan (80% dan di atas). bila eileen luput satu atau dua pertanyaan, guru mengecek untuk cenderung dalam itu item dan menyediakan instruksi dan material pengamalan memastikan penguasaan konsep. eileen biasanya mengambil bagian pelajaran pertama seni bahasa atau ke hari minggu. waktunya keseimbangan dia menghabiskan dengan proyek alternatif, sebagian dari yang dia memilih. siasat ini terhindar eileen terserah enam atau delapan jam minggu dengan keahlian seni bahasa yang secara sederhana bawah dia cinta. dia ikut serta instruksi kelas guru dia berpikir dia akan menikmati di waktunya disimpan melalui compacting, eileen terlibat dalam aktifitas pengayaan sejumlah. pertama, dia menghabiskan sebanyak lima jam minggu di ruangan sumber untuk pelajar kemampuan tinggi. ini waktu biasanya menjadwalkan selama kelas seni bahasa dia, menguntungkan keduanya eileen dan guru dia, sejak dia tidak punya penugasan kelas teratur susunan karena dia tidak hilang pokok bekerja. eileen juga mengunjungi pusat ilmu pengetahuan regional dengan pelajar lain yang telah terungkap minat tinggi dan kecerdasan untuk ilmu pengetahuan. ilmu pengetahuan kekuatan kedua daerah untuk eileen, dan ba di hasil dia interest-a-lyzer, wanita terkenal minat khusus. bekerja dengan teliti dengan guru dia, eileen memilih tujuh biographie dari mencatat wanita, kebanyakan dari yang telah membuat sumbangan di wilayah ilmiah. semua buku-buku sangat menantang dan di tempat itu tersedia. tiga di dewasa tingkat, tetapi eileen tidak punya kesulitan membaca mereka. eileen' compactor, yang menutup seluruh kwartal, diupdate pada bulan januari. guru dia berkata itu compacting kurikulum dia mempunyai sebenarnya disimpan dia time-time dia akan telah menghabiskan mengoreksi kertas tanpa memerlukan menugaskan! nilai compacting untuk eileen juga meyakinkan dia dia harus melanjutkan proses itu. compactor juga menggunakan sebagai kendaraan untuk menjelaskan ke eileen' orang tua bagaimana khusus perubahan sedang membuat menampung dia lanjutan pencapaian seni bahasa tingkat dan dia tertarik akan ilmu pengetahuan. salinan compactor juga melewati ke atas eileen' ixth guru tingkatan, dan pembicaraan diantara kelima dan guru tingkatan keenam dan guru sumber membantu mengasuransikan kelanjutan di berhadapan dengan eileen' khusus memerlukan/

Ringkasan
Kurikulum tekes pemadatan waktu dan energi pada bagian-bagian dari kedua guru dan siswa. Namun, selama bertahun-tahun, kami telah menemukan bahwa guru menghemat berharga jam, begitu mereka akrab dengan proses. paling pendidik yang sekarang secara efektif kompak mengatakan bahwa dibutuhkan tidak lebih dari praktek pengajaran yang normal. lebih penting lagi, mereka memberitahu kita bahwa manfaat kepada semua siswa tentu berusaha orthwhile. satu guru evaluatif komentar tentang proses pemadatan mencerminkan sikap dari sebagian besar guru yang berpartisipasi dalam penelitian kami. Segera setelah saya melihat betapa antusias dan mau menerima siswa saya adalah tentang proses pemadatan, aku mulai menjadi lebih berkomitmen untuk menerapkan metode ini dalam semua kelas saya. " Guru juga sangat banyak mengindikasikan bahwa meskipun mereka telah diminta untuk menargetkan satu atau dua siswa untuk studi ini, mereka dapat menggunakan proses pemadatan dengan segmen yang jauh lebih luas dari murid-murid mereka. banyak guru dalam studi mengatakan bahwa saat tahun ajaran berlangsung, mereka telah diperluas untuk pemadatan sebanyak delapan atau sepuluh siswa dalam kelas mereka. Banyak perubahan yang terjadi di sekolah kami mewajibkan semua pendidik untuk memeriksa berbagai teknik untuk memberikan secara adil bagi semua siswa. pemadatan kurikulum adalah salah satu proses tersebut. itu tidak terikat pada konten yang spesifik daerah atau tingkat kelas, dan juga tidak sejalan dengan pendekatan tertentu tio kurikuler sekolah atau reformasi. Sebaliknya, proses disesuaikan dengan sekolah manapun konfigurasi atau pendekatan kurikuler sekolah atau reformasi kurikuler. Sebaliknya, proses beradaptasi sekolah tomany konfigurasi atau kerangka kerja kurikuler, dan cukup fleksibel untuk digunakan dalam konteks yang berubah dengan cepat pendekatan untuk pendidikan umum. Riset penelitian belajar yang diuraikan di atas, dan pengalaman praktis yang diperoleh melalui beberapa tahun pengujian lapangan dan menyempurnakan proses pemadatan telah menunjukkan bahwa banyak manfaat positif yang bisa timbul dari proses ini baik untuk siswa dan guru-guru.

WAWASAN ALMAMATER

Wawasan almamater merupakan wawasan kelembagaan (satuan pendidikan). Misalnya wawasan Ke-MPAan. Adapun hal-hal yang terkandung dari wawasan almamater antara lain : 1) Karakter sekolah 2) Ciri khas. Yang biasanya dilambangkan dalam bet yang berisi simbol-simbol yang menceritakan tentang sekolah tersebut. 3) citra seklolah 4) Budaya sekolah 5) pengabdian terhadap sekolah. Walaupun sudah menjadi alumni, tetap mengharumkan nama sekolah. 6) kepedulian terhadap sekolah. Melakukan sesuatu hal yang menunjukkan kepeduliannya terhadap sekolah. 7) kebanggan / kekecewaan. Kebangaan ketika seorang lulusan tersebut bangga terhadap sekolahnya. Dia merasa bangga menjadi alumni sekolah tersebut. Kekecawaan apabila yang terjadi adalah sebaliknya.

Wawasan widyamandala merupakan pandangan/sikap yang menempatkan sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Ada rasa memiliki. Hal-hal yang terkandung dalam wawasan widyamandala antara lain : 1) Sekolah sebagai lingkungan pendidikan 2) Sekolah sebagai masyarakat belajar 3) Sekolah sebagai tempat terselenggaranya kegiatan pembelajaran. Adapun yang termaksud lingkungan pendidikan antara lain : osis, kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan serta kekeluargaan.

03 Januari 2010

Memadatkan Kurikulum: Sebuah prosedur sistematis untuk Memodifikasi Kurikulum untuk Kemampuan Siswa Di atas Rata-rata Ketika dialog tentang cara yang lebih baik untuk menata kembali melanjutkan sekolah kami, siswa masih datang ke sekolah setiap pagi guru masih menghadapi tantangan untuk menyediakan luas secara adil untuk berbagai perbedaan dalam kemampuan siswa, minat, dan gaya belajar. Ketika kita meneliti mahasiswa ini perbedaan dalam penjajaran untuk perbedaan luas dalam isi, gaya mengajar, dan sifat-sifat pribadi guru, mudah untuk menyadari bahwa semua kegiatan mengajar memerlukan banyak penyesuaian untuk mengakomodasi keragaman situasi belajar yang dapat ditemukan dalam setiap kelas. Sama seperti guru telah mengalami frustrasi dan tantangan untuk menyesuaikan kurikulum bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, Sama seperti guru telah mengalami frustrasi dan tantangan untuk menyesuaikan kurikulum bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, atau dapat dengan mudah dikuasai dalam sebagian kecil dari mereka di atas kemampuan rata-rata siswa, tetapi terhambat oleh kendala waktu dan kurangnya pendekatan sistematis untuk mengganti pekerjaan yang lebih menantang untuk tugas kelas reguler. Dan siswa yang secara akademis tahun depan teman-teman sekelas mereka sering menjadi frustasi karena mereka bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari yang berulang-ulang dan tidak perlu Dan siswa yang secara akademis tahun depan teman-teman sekelas mereka sering menjadi frustasi karena mereka bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari yang berulang-ulang dan tidak perlu Apa itu Kurikulum Memadatkan? Hampir di setiap sekolah-sekolah distrik yang ada di beberapa Negara memiliki kebijakan yang menyatakan komitmen untuk memenuhi kebutuhan individual, namun, banyak kabupaten / kota tidak mempraktekan kebijakan-kebijakan ini karena tidak memiliki kapasitas untuk menerapkannya. Kami memiliki kesulitan di dalam melakukan penyesuaian terhadap siswa yang sudah mencapai jauh di atas tingkat rata-rata. Padahal banyak metode yang dapat diterapkan untuk siswa yang lebih rendah. Artikel ini menjelaskan teknik yang mudah yang dapat digunakan bagi siswa yang menunjukkan kekuatan atau tingkat minat yang tinggi dalam satu atau lebih konten daerah. Prosedur ini telah terbukti efektivitasnya. ini hasil dari studi penelitian nasional dan melalui beberapa tahun di kelas. Hasil penelitian ini digunakan untuk berbagai pengaturan pendidikan di seluruh negara. Kurikulum pemadatan adalah teknik instruksional yang khusus dirancang untuk membuat penyesuaian kurikuler yang sesuai bagi siswa di setiap daerah kurikuler dan pada setiap tingkat kelas. Pada dasarnya, prosedur melibatkan (1) mendefinisikan tujuan dan hasil dari unit atau bagian tertentu dari pengajaran, (2) menentukan dan mendokumentasikan hasil pembelajaran untuk mengetahui siswa telah menguasai sebagian besar atau semua pembelajaran, dan (3) strategi untuk menyediakan bahan pengganti bagi yang sudah menguasai melalui penggunaan instruksional yang lebih menantang dan penggunaan produktif waktu siswa. Pemadatan kurikulum ini disusun oleh akal yang sehat. Kurikulum ini digunakan apabila guru memberlakukan instruksi individualistis siswa dalam pembelajaran. Langkah-langkah yang spesifik untuk melaksanakan pemadatan kurikulum baik dalam keterampilan dasar maupun daerah, akan diuraikan di bawah ini. Kabar Buruknya-Mengapa Kita Perlu Kurikulum Memadatkan Ini jelas bahwa masalah utama yang dihadapi sekolah-sekolah kita adalah kurangnya diferensiasi dan tantangan akademik kurikuler bagi banyak siswa kami yang paling mampu. Penelitian juga mendukung klaim ini. Dalam studi baru-baru ini mengenai rata-rata dan di atas rata-rata pembaca, Tylor dan Frye (1988) menemukan bahwa 78% menjadi 88% dari kelima dan keenam rata-rata kelas pretests pembaca, lulus pada pemahaman dasar keterampilan sebelum mereka tertutup di basal pembaca. Para pembaca rata-rata tampil di 93% akurasi pada keterampilan pemahaman pretest. Salah satu alasan bahwa begitu banyak rata-rata dan di atas rata-rata siswa menunjukkan penguasaan dari kurikulum adalah karena pendidikan. Chall dan Conard (1991) setuju dengan penilaian Bell, mendokumentasikan kecenderungan peningkatan kesulitan dalam buku-buku pelajaran yang paling luas digunakan lebih dari tiga puluh tahun 1.945-1.975. "Secara keseluruhan, yang kemudian tanggal hak cipta buku pelajaran untuk kelas yang sama, semakin mudah mereka, sebagaimana diukur mengapa indeks dari tingkat mudah dibaca, tingkat kematangan, kesulitan pertanyaan dan luas ilustrasi "(P.2). Kirst (1982) juga percaya bahwa buku-buku pelajaran y telah jatuh dua tingkatan kelas dalam kesulitan selama 10-15 tahun terakhir. Baru-baru ini. Philip G. Altbach (1991), mencatat iklan cendekiawan penulis buku di Amerika, menunjukkan bahwa buku-buku pelajaran, sebagai dievaluasi melintasi spektrum persetujuan langkah-langkah, telah menurun dalam kekakuan. Buku teks adalah bagian utama dari setiap sistem pendidikan. Mereka membantu pengertian tentang kurikulum dan secara signifikan dapat membantu atau menghalangi guru. "keunggulan gerakan" telah mengarahkan perhatiannya terhadap buku pelajaran dalam beberapa tahun terakhir. American buku pelajaran, menurut para kritikus, yang membosankan dan dirancang untuk angka yang biasa terendah. Mereka telah "kebodohan yang turun" sehingga isi dari buku dan "pembacaan" adalah stres. Buku pelajaran telah berevolusi selama beberapa dekade ke "produk" sering dikumpulkan oleh komite sebagai tanggapan terhadap tekanan-tekanan eksternal penilai dari pendekatan yang koheren untuk pendidikan. Paling penting bagi banyak kritikus th, buku pelajaran tidak memberikan dasar pengetahuan untuk sekolah-sekolah Amerika di masa reformasi, pembaruan dan perbaikan. (P.2). Para peneliti telah membahas masalah-masalah khusus yang dihadapi oleh para siswa kemampuan tinggi ketika buku teks adalah "kebodohan yang turun" karena mudah dibaca formula atau buku politik adopsi. Bernstein (1985) merangkum masalah tertentu yang saat ini berpose untuk buku pelajaran siswa yang berprestasi, "Bahkan jika ada aturan baik praktis tentang subyek sensitif buku adopsi, isu menjadi diperdebatkan ketika sebuah distrik sekolah hanya membeli satu buku pelajaran, biasanya di tingkat kelas, untuk semua mahasiswa dalam suatu subjek atau kelas. Seperti tekanan kebijakan pembelian adopsi komite untuk membeli buku-buku yang paling-siswa mampu dapat membaca. Akibatnya, kebutuhan siswa lebih maju dikorbankan "(hal.465) Chall dan Conard (1991) juga menyebutkan kesulitan khusus untuk siswa rata-rata di atas sehubungan dengan buku pelajaran tidak terlalu sulit.. Kelompok lain tidak cukup dilayani adalah orang-orang yang membaca tentang dua nilai atau lebih di atas normal. Mereka membaca buku teks, khususnya, menyediakan sedikit atau tidak ada tantangan, karena mereka cocok untuk mahasiswa, penempatan kelas, bukan tingkat membaca. Banyak siswa yang menyadari hal ini dan berkata, dalam wawancara mereka, bahwa mereka lebih suka buku-buku lebih keras karena mereka belajar kata-kata dan ide-ide lebih keras dari mereka. Karena lebih sulit membaca buku-buku pelajaran sudah tersedia, salah satu mungkin bertanya mengapa mereka tidak terbiasa dengan pembaca yang lebih mampu, begitu juga dengan mudah membaca buku pelajaran bagi pembaca yang kurang mampu. Praktek ini menggunakan tingkat kelas membaca buku pelajaran bagi orang-orang yang membaca dua atau lebih nilai di atas norma-norma telah berubah sedikit selama bertahun-tahun, meskipun telah berulang kali mempertanyakan (lihat chall, 1967, 1983). akan tampak bahwa, karena berbagai alasan administrasi, bahwa guru tidak menggunakan buku pelajaran membaca di atas penempatan kelas siswa. Alasan yang paling sering disebutkan adalah benar-benar sebuah pertanyaan: jika guru kelas tiga menggunakan buku kelas empat, apa yang akan guru kelas empat lakukan? (p.111). Lebih lanjut, Chall dan Conard menekankan pentingnya pertandingan antara kemampuan pelajar dan sulitnya tugas pengajaran, menyatakan bahwa pertandingan yang optimal harus sedikit di atas level saat ini berfungsi. Ketika pertandingan optimal, belajar ditingkatkan. Namun, jika pertandingan tidak optimal [i.e. pertandingan berada di bawah atau di atas anak tingkat pemahaman / pengetahuan], belajar adalah kurang efisien dan pengembangan dapat dihentikan (p.19). jelas bahwa tren saat ini memilih buku-buku pelajaran yang mayoritas siswa dapat membaca merupakan masalah bagi siswa kemampuan tinggi. Penemuan terkini oleh Usiskin (1987) dan Flanders (1987) menunjukkan bahwa tidak hanya memiliki buku pelajaran menurun dalam kesulitan, tetapi juga bahwa mereka memasukkan persentase yang besar untuk memfasilitasi pengulangan.Usiskin berpendapat bahwa rata-rata siswa kelas delapan harus mempelajari aljabar karena hanya 25% dari halaman khas ketujuh dan kedelapan teks matematika kelas berisi konten baru. Flanders dikuatkan temuan ini dengan menyelidiki seri buku pelajaran matematika populer tiga penerbit. Siswa di kelas 2-5 yang menggunakan buku-buku pelajaran matematika ini balas sekitar 40 hingga 65% konten baru selama tahun sekolah yang setara dengan materi baru dua atau tiga hari seminggu. Dengan delapan kelas, jumlah konten baru telah menurun hingga 30% yang berarti untuk menghadapi materi baru sekali setiap satu dan satu setengah hari seminggu. Flanders (1987) menunjukkan bahwa perkiraan ini adalah konservatif karena hari untuk tes rviw dan tidak dimasukkan dalam analisis, dan menyimpulkan, "harus ada sedikit heran mengapa murid-murid bosan : mereka melakukan hal yang sama dari tahun ke tahun" (hal. 22). Berita Bagus - Penelitian Itu Jual Sebuah Praktek Solusi Sebuah studi yang baru-baru ini diselesaikan di University of Connecticut Pusat Penelitian Nasional pada Anak Berbakat (NRC / GT) mengkaji strategi yang digunakan guru untuk memodifikasi kurikulum sehingga menampung spesifik kemampuan tinggi siswa. Studi ini meneliti lebih lanjut jenis-jenis kegiatan pengganti yang dapat digunakan untuk menyediakan lebih tepat kurikuler tingkat tantangan. Sebuah kayu dari 27 sekolah 465 kabupaten dan kedua melalui guru kelas enam ruang kelas di seluruh negeri dari sekolah kolaboratif distrik harus memenuhi dua kriteria: tidak ada pelatihan sebelumnya atau pelaksanaan Kurikulum Memadatkan, dan kesediaan untuk menerima tugas acak pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol . Upaya dilakukan untuk merekrut kecamatan dengan populasi sekolah dasar yang termasuk kurang beruntung secara ekonomi, terbatasnya ahli dan cacat inggris siswa. Penginapan berpartisipasi kabupaten studi mewakili kemarahan yang luas dari sekolah dasar di seluruh negeri, mulai dari sekolah pedesaan kecil di Wyoming ke sekolah magnet bagi siswa Hispanik di California. Tiga kelompok perlakuan yang menerima tingkat peningkatan pengembangan staf yang digunakan untuk memeriksa yang paling efisien namun metode efektif untuk pelatihan guru untuk memodifikasi kurikulum. Guru dari ruang kelas set keempat menjabat sebagai kelompok kontrol dan karenanya tidak mendapat pelatihan. Semua kelompok perlakuan guru menerima sekitar dua jam kelompok simulasi pemadatan dilakukan oleh instruktur yang berpengalaman. Simulasi dikembangkan oleh Starko (1986) telah menjadi standar dalam sumber daya jenis pelatihan ini. Perawatan Kelompok 3 mendapat pelatihan yang sama sebagai Group 2, tetapi juga memiliki tambahan 6 sampai 10 jam dari rekan pembinaan sepanjang tahun, seperti yang disarankan oleh Joyce dan Showers (1983). Guru di kelompok kontrol normal terus praktek pengajaran yang tidak termasuk penggunaan Kurikulum Memadatkan. Perlakuan dan kelompok kontrol guru diminta untuk menargetkan satu atau dua calon dalam ruang kelas untuk Kurikulum Memadatkan, dengan menggunakan seperangkat kriteria yang digariskan dalam bahan yang disediakan oleh tim peneliti. Semua ditargetkan siswa dalam perlakuan dan kelompok kontrol diuji sebelum dan setelah pengobatan dengan out-of-tingkat yang rendah Of Basic Skills Tests (ITBS). Next-kelas-tes tingkat digunakan untuk mengkompensasi "topping keluar" efek yang sering dijumpai ketika mengukur pencapaian kemampuan tinggi siswa. Meskipun ruang tidak mengizinkan presentasi rinci deskriptif dan prosedur statistik nonparametrik yang digunakan untuk menganalisis data dari studi ini, ringkasan temuan penting akan dijelaskan, dan pembaca yang tertarik diundang untuk berkonsultasi laporan teknis yang komprehensif yang tersedia dari NRC / GT (Reis, et. Al, 1992). Cara Gunakan Memadatkan Proses Mendefinisikan Tujuan dan Hasil. Yang pertama dari tiga tahapan proses pemadatan terdiri dari mendefinisikan tujuan dan hasil dari suatu unit atau segmen pengajaran. Informasi ini sudah tersedia di sebagian besar mata pelajaran karena hasil tujuan spesifik dan biasanya dapat ditemukan dalam buku pedoman guru, kurikulum panduan, lingkup-dan-rangkaian kereta, dan beberapa kerangka kerja kurikuler baru yang muncul dalam kaitannya dengan model pendidikan berbasis hasil. Guru harus memeriksa tujuan-tujuan untuk menentukan mewakili tujuan akuisisi konten baru atau keterampilan berpikir sebagai lawan dari praktek tinjauan atau materi yang diajarkan sebelumnya. Bidanag dan rangkaian grafiknyang dipersiapkan oleh penerbit-penerbit atau sebuah perbandingan yang simpel dari isi tabel sebagai rangkaian dasar pengamatan menyeluruh yang cepat dari bahan pengulangan sebagai lawan baru. Subuah tujuan utama dari tahap ini dari proses yang padat adalah untuk menolong guru keputusan program untuk setiap individu. Sebuah tujuan pengembangan professional yang lebih besar adalah untuk membantu guru menganalisa lebih baik dari materi yang mereka ajarkan dan pengguna buku bacaan serta resep kurikulum yang lebih baik. Mencirikan Calon-calon untuk Pemadatan. Tahap kedua dari proses pemadatan mencirikan murid-murid yang mana sudah menguasai materi pelajaran atau hasil pembelajaran dari sebuah materi atau bagian pelajaran. Langkah pertma dari kegiatan ini terdiri dari penilaiaan murid-murid yang mana yang memiliki potensi untuk menguasai materi baru di kecepatan yang lebih cepat. Mengetahui seorang murid, tentu saja, jalan yang terbaik untuk memulai proses baban tambahan. Penilaian di tes sebelumnya, melengkapi penugasan, dan partisipasi di kelas adalah jalan yang terbaik dari mencirikan tinggi seperti calon-calon untuk pemadatan. Hasil test standar dapat membantu sama sebuah layar yang baik untuk langkah ini. Karena mereka mengizinkan kita untuk melihat nama-nama dari semua murid-murid yang mana menomori satu tahun atau lebih bebas dari tingkatan kelas dari di dalam daerah subjek fakta-fakta. Terdapat sebuah calon untuk pemadatan bukan maksud kebutuhan bahwa seorang murid mengetahui bahan-bahan dengan kurang perhatian. Oleh karena itu, langkah yang kedua dari mencirikan calon-calon terdiri dari menemukan atau mengembangkan test yang cocok bahwa dapat digunakan untuk hasil spesifik evaluasi pembelajaran. satuan pretest, atau akhir dari test bahwa dapat menjadi administrasi sama pretest siap membuat untuk tugas ini, khususnya ketika Menyediakan percepatan dan Pengayaan Pilihan. Tahap akh ir dari proses pemadatan dapat menjadi salah satu aspek yang paling menarik dalam mengajar karena didasarkan pada kreativitas pengambilan keputusan koperasi pada bagian kedua guru dan siswa. Upaya dapat dilakukan untuk mengumpulkan bahan-bahan pengayaan dari guru kelas, pustakawan, media spesialis, dan isi pendidikan berbakat daerah atau spesialis. Petunjuk ini mungkin termasuk self-directed kegiatan pembelajaran, bahan-bahan instruksional yang berfokus pada keterampilan berpikir tertentu, dan berbagai individu dan kelompok kegiatan yang berorientasi proyek yang dirancang untuk mempromosikan riset dan tangan pada keterampilan investigasi. The time gila tersedia melalui pemadatan memberikan kesempatan untuk bekerja dengan seorang mentor, rekan les situasi, keterlibatan dalam kegiatan pelayanan masyarakat, dan kesempatan untuk memutar melalui serangkaian diri-mini-kursus yang dipilih. Program Pembimbingan Individu Untuk Pemadatan figur 1. Pemadat " pertama tiang rumah harus termasuk informasi di belajar objectivitie dan kekuatan pelajar dalam itu wilayah. guru harus daftar objectivitie untuk tertentu satuan belajar, diikuti oleh data di pelajar, kecakapan dalam itu objectivitie, termasuk nilai percobaan, tingkah laku penampang dan lewat catatan pelajar. " di yang kedua tiang rumah, guru harus rinci pretest kendaraan mereka memilih, bersama-sama dengan hasil percobaan. pretest instrumen dapat resmi mengukur, seperti pensil dan percobaan kertas, atau informal mengukur, penilaian penampilan seperti itu berdasarkan di pengamatan kelas partisipasi dan menulis penugasan. ketegasan sangat penting. rekaman nilai keseluruhan 85% di sepuluh sasaran hasil, sebagai contoh, setor pada apa ringan kecil bagian bahan dapat compacted, sejak pelajar boleh pertunjukan penguasaan terbatas sasaran hasil dan tingkat tinggi penguasaan di lain. " tiang rumah tiga digunakan ke informasi catatan tentang akselerasi atau pengayaan pilihan. di menentukan pilihan ini, guru harus secara penuh sadar akan pelajar, minat sendiri dan belajar gaya. kami telah menggunakan dua instrumen membantu kita membuat keputusan tentang aktifitas penggantian tempat itu penekanan utama di pilihan pelajar. interest-a-lyzer dan inventaris gaya pengetahuan (renzulli pandai besi, 1979 menyediakan penampang umum categorie minat pelajar, dan tipe aktifitas pelajar itu bermaksud menggunakan di mengejar minat ini. Eileen: Sebuah Contoh Formulir Pemadatan Eileen adalah anak kelas lima di sebuah mandiri kelas heterogen. eileen kelima penilai di kelas heterogen serba cukup. sekolah dia, yang sangat kecil lokasi di kabupaten sekolah kota ekonomi-sosial lebih rendah sementara eileen' membaca dan jarak nilai bahasa diantara dua dan lima tahun di atas tingkatan tingkat, kebanyakan dari dia 29 teman sekelas membaca satu ke dua tahun tingkatan di bawah tingkat. menyajikan eillen' guru dengan masalah ini biasa: apa yang merupakan jalan terbaik mengajar eillen? dia menyetujui ke kurikulum dia padat. mengambil paling mudah mendekati mungkin, dia mengelola semua percobaan satuan tepat untuk tingkatan tingkat di seni bahasa fundamental program, dan memaafkan eileen dari melengkapi aktifitas dan worksheet di satuan dimana dia menunjukkan kecakapan (80% dan di atas). bila eileen luput satu atau dua pertanyaan, guru mengecek untuk cenderung dalam itu item dan menyediakan instruksi dan material pengamalan memastikan penguasaan konsep. eileen biasanya mengambil bagian pelajaran pertama seni bahasa atau ke hari minggu. waktunya keseimbangan dia menghabiskan dengan proyek alternatif, sebagian dari yang dia memilih. siasat ini terhindar eileen terserah enam atau delapan jam minggu dengan keahlian seni bahasa yang secara sederhana bawah dia cinta. dia ikut serta instruksi kelas guru dia berpikir dia akan menikmati di waktunya disimpan melalui compacting, eileen terlibat dalam aktifitas pengayaan sejumlah. pertama, dia menghabiskan sebanyak lima jam minggu di ruangan sumber untuk pelajar kemampuan tinggi. ini waktu biasanya menjadwalkan selama kelas seni bahasa dia, menguntungkan keduanya eileen dan guru dia, sejak dia tidak punya penugasan kelas teratur susunan karena dia tidak hilang pokok bekerja. eileen juga mengunjungi pusat ilmu pengetahuan regional dengan pelajar lain yang telah terungkap minat tinggi dan kecerdasan untuk ilmu pengetahuan. ilmu pengetahuan kekuatan kedua daerah untuk eileen, dan ba di hasil dia interest-a-lyzer, wanita terkenal minat khusus. bekerja dengan teliti dengan guru dia, eileen memilih tujuh biographie dari mencatat wanita, kebanyakan dari yang telah membuat sumbangan di wilayah ilmiah. semua buku-buku sangat menantang dan di tempat itu tersedia. tiga di dewasa tingkat, tetapi eileen tidak punya kesulitan membaca mereka. eileen' compactor, yang menutup seluruh kwartal, diupdate pada bulan januari. guru dia berkata itu compacting kurikulum dia mempunyai sebenarnya disimpan dia time-time dia akan telah menghabiskan mengoreksi kertas tanpa memerlukan menugaskan! nilai compacting untuk eileen juga meyakinkan dia dia harus melanjutkan proses itu. compactor juga menggunakan sebagai kendaraan untuk menjelaskan ke eileen' orang tua bagaimana khusus perubahan sedang membuat menampung dia lanjutan pencapaian seni bahasa tingkat dan dia tertarik akan ilmu pengetahuan. salinan compactor juga melewati ke atas eileen' ixth guru tingkatan, dan pembicaraan diantara kelima dan guru tingkatan keenam dan guru sumber membantu mengasuransikan kelanjutan di berhadapan dengan eileen' khusus memerlukan/ Ringkasan Kurikulum tekes pemadatan waktu dan energi pada bagian-bagian dari kedua guru dan siswa. Namun, selama bertahun-tahun, kami telah menemukan bahwa guru menghemat berharga jam, begitu mereka akrab dengan proses. paling pendidik yang sekarang secara efektif kompak mengatakan bahwa dibutuhkan tidak lebih dari praktek pengajaran yang normal. lebih penting lagi, mereka memberitahu kita bahwa manfaat kepada semua siswa tentu berusaha orthwhile. satu guru evaluatif komentar tentang proses pemadatan mencerminkan sikap dari sebagian besar guru yang berpartisipasi dalam penelitian kami. Segera setelah saya melihat betapa antusias dan mau menerima siswa saya adalah tentang proses pemadatan, aku mulai menjadi lebih berkomitmen untuk menerapkan metode ini dalam semua kelas saya. " Guru juga sangat banyak mengindikasikan bahwa meskipun mereka telah diminta untuk menargetkan satu atau dua siswa untuk studi ini, mereka dapat menggunakan proses pemadatan dengan segmen yang jauh lebih luas dari murid-murid mereka. banyak guru dalam studi mengatakan bahwa saat tahun ajaran berlangsung, mereka telah diperluas untuk pemadatan sebanyak delapan atau sepuluh siswa dalam kelas mereka. Banyak perubahan yang terjadi di sekolah kami mewajibkan semua pendidik untuk memeriksa berbagai teknik untuk memberikan secara adil bagi semua siswa. pemadatan kurikulum adalah salah satu proses tersebut. itu tidak terikat pada konten yang spesifik daerah atau tingkat kelas, dan juga tidak sejalan dengan pendekatan tertentu tio kurikuler sekolah atau reformasi. Sebaliknya, proses disesuaikan dengan sekolah manapun konfigurasi atau pendekatan kurikuler sekolah atau reformasi kurikuler. Sebaliknya, proses beradaptasi sekolah tomany konfigurasi atau kerangka kerja kurikuler, dan cukup fleksibel untuk digunakan dalam konteks yang berubah dengan cepat pendekatan untuk pendidikan umum. Riset penelitian belajar yang diuraikan di atas, dan pengalaman praktis yang diperoleh melalui beberapa tahun pengujian lapangan dan menyempurnakan proses pemadatan telah menunjukkan bahwa banyak manfaat positif yang bisa timbul dari proses ini baik untuk siswa dan guru-guru.

02 Januari 2010

STAYING CLASS

Manajemen kelas berarti menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Itu berarti, berkaitan dengan pengertian manajemen kelas adalah sebagai berikut: 1.Membuat Kelas sebagai tempat belajar. 2.Menciptakan Proses Belajar terjadi dalam kelas. 3.Menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk terjadinya proses belajar. 4.Selalu berusaha agar siswa benar-benar aktif belajar. 5. Mengupayakan sarana-sarana yang membantu proses belajar menjadi lebih efektif dan efisien.

Kelas merupakan tempat dimana terjadinya proses pembelajaran. Oleh karena itu kelas harus diatur sedemikian rupa agar kelas menjadi tempat belajar yang nyaman. Sehingga pembelajaran pun dapat berjalan dengan baik. Hasil pembelajaran pun akan memperoleh hasil yang maksimal.

Segala sesuatu yang ada di sekitar siswa disebut lingkungan belajar. Lingkungan belajar tersebut dapat bersifat fisik atau nonfisik. Contoh dari lingkungan belajar fisik, misalnya : ruang kelas, perabotan kelas, kebersihan kelas, meja-kursi, dan lain lain. Sedangkan lingkungan belajar yang bersifat non fisik, misalnya : interaksi, ketenangan, dan kenyamanan dalam kelas.

Lingkungan belajar baik yang bersifat fisik maupun non fisik harus diatur sedemikian rupa agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Adapun cara untuk mengatur lingkungan fisik agar menjadi tempat yang kondusif bagi siswa atau pembelajar antara lain : 1. Pengaturan ruang kelas. Aturlah ruang kelas sehingga ruang kelas menjadi nyaman. Ruang kelas harus memiliki jendela dan ventilasi yang cukup sehingga terjadi pergantian udara secara bebas. Atur meja-kursi guru di tempat yang baik dan dapat memandang ke seluruh ruang kelas. Atur meja-kursi siswa agar tidak berdesak-desakan, sesuaikan jumlah meja-kursi dengan kapasitas ruang. Keluarkan perabot yang sudah tidak difungsikan lagi supaya tidak mengotori ruangan. 2. Menjaga kebersihan kelas. Kelas harus dijaga kebersihannya oleh semua warga kelas. Sediakan tempat sampah di luar kelas. Secara berkala ajak siswa untuk membersihkan kelas secara bersama-sama. 3. Pengaturan dinding kelas. Aturlah dinding kelas sehingga sedap dipandang. Jangan biarkan dinding kelas kosong, tetapi isi dengan berbagai sumber belajar, media, kata-kata mutiara, dan hasil-hasil karya siswa. Dinding kelas yang baik adalah bukan dinding kelas yang bersih tanpa tempelan tetapi dinding kelas yang bermanfaat sebagai sumber belajar. Catlah dinding kelas dengan warna-warna yang cerah, misalnya, merah, kuning, biru, hijau; hindari cat dengan warna yang kalem misalnya coklat dan krem. 4. Atur meja dan kursi siswa dengan formasi yang berubah-ubah, paling tidak setiap 2 hari sekali. Perubahan formasi meja dan kursi siswa ini akan mempengaruhi pola interaksi antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa lainnya. Dengan perubahan seperti ini maka siswa tidak akan merasa bosan di kelas. 5. Buatlah sudut baca/perpustakaan kelas yang menjamin siswa untuk aktif membaca dan menelusuri informasi. Isi perpustakaan kelas dengan bacaan-bacaan yang manarik yang sesuai dengan usia siswa. Buku-buku di perpustakaan kelas ini jangan hanya buku-buku pelajaran saja tetapi sebaiknya adalah buku-buku yang menarik dan inspiratif. 6. Menghindari kebisingan. Kebisingan merupakan masalah yang dihadapi oleh sekolah-sekolah yang ada di perkotaan. Biasanya sekolah-sekolah di kota memiliki bangunan ruang kelas yang dekat dengan jalan raya karena sempitnya lahan. Untuk mengurangi kebisingan tanamlah pohon-pohon. 7. Sediakan tempat bersosialisasi. Sekolah bukan hanya merupakan tempat belajar berbagai mata pelajaran, tetapi juga untuk besosialisasi. Oleh sebab itu sekolah perlu menyiapkan tempat untuk mereka bersosialisasi. Sediakan kursi di luar kelas yang dapat digunakan oleh siswa untuk berdiskusi, bersosialisasi, atau hanya sekedar beristirahan setelah jenuh belajar pelajaran di kelas.

Selain pengaturan lingkungan fisik, lingkungan non fisik juga perlu dikelola. Adapun cara untuk mengatur lingkungan fisik agar tercipta suasana kelas yang kondusif antara lain : 1. Interaksi siswa dengan guru serta siswa dengan siswa lainnya. Kembangkan interaksi yang nyaman antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa lainnya. Interaksi ini hanya bisa terjalin kalau guru menggunakan cara PAKEM dalam pembelajaran. Kalau guru hanya menggunakan cara mengajar ceramah, dapat dipastikan interaksi antar siswa akan terbatas. 2. Buatlah aturan, tata tertib, etika, yang disepakati oleh semua siswa. Aturan yang dibuat secara demokratis ini menjadi bagian yang mengikat dan memberi keuntungan kepada semua warga kelas 3. Kenyamanan kelas sebagai tanggung jawab bersama. Sampaikan kepada semua siswa bahwa kenyamanan kelas menjadi tanggung jawab bersama. Seminggu sekali ajaklah siswa mendisain dan mengatur ruang kelasnya. Kegiatan ini dapat dilakukan seminggu sekali, misalnya dilakukan pada hari sabtu sebelum pulang sekolah. Bahas dengan mereka apa yang perlu ditambahkan di kelas dan apa yang perlu dikurangi. 4. Refleksi. Tugaskan kepada setiap siswa untuk menuliskan refleksinya mengenai ruang kelas mereka. Melalui refleksi ini guru akan memahami pakah ruang kelasnya ini sudah kondusif untuk pembelajaran atau belum.

Manajemen kelas di bagi menjadi dua jenis, yaitu : Staying Class (kelas tetap) dan Moving Class (kelas berpindah). Dalam pembahasan di dalam artikel ini. Saya akan membahas tentang Staying Class. Staying Class memiliki ciri-ciri antara lain : 1.Kelas yang digunakan untuk belajar, tetap/ tidak berpindah-pindah 2. Pendamping di kelas (Guru) mendatangi siswa Untuk kita lebih memahami apa itu staying class, di bawah ini terdapat artikel permasalahan yang berhubungan dengan manajemen kelas khususnya membahas tentang cirri-ciri dari staying class. Sehingga kita akan lebih memahami tentang kelebihan dan kelemahan dari staying class.

Masalah Kelas 7che Kelas saya ini terletak di lantai 2 SMPN 1 kota Jambi. Banyak yang bilang kelas kami kotor, padahal sudah dibersihkan setiap pagi dan siang sepullang sekolah oleh siswa yang piket. Masalahnya sih sebenernya, yang moving di kelas ini gak mau diajak kerjasama dalam hal kebersihan kelas. Biasanya, setelah mereka selesai belajar di kelas kami, sampah-sampah kertas banyak bertebaran. Ini karena kelas kami merupakan moving mengetik pake mesin tik (jadul banget!) dan moving TIK untuk teori. Kami jadi kesal sendiri melihatnya. Setiap pulang sekolah, banyak teman saya, termasuk saya yg kembali ke kelas untuk menyimpan buku di loker. Tapi, suatu hari, betapa terkejutnya kami ketika kelas kami hancur berantakan! Meja tidak teratur susunannya, serta kursi banyak yg berantakan. Kami sekelas sudah pernah mengadukannya ke wali kelas kami, tapi sepertinya tidak ditanggapi dengan serius. Hiks...sedihnya... Lalu, pernah saat hari Sabtu kami gotong royong membersihkan kelas. Yang biasa membersihkan kelas yaitu saya, farras, else, indi, cut, olla, astried, icha, dan amel. Tapi sekarang kami jenuh karena setelah dipakai untuk PGD LCC, kelas kami yg awalnya bersih...jadi KOTOR lagi!!! Ya begitulah kelas kami...

Setelah saya analisa artikel ini, adapun faktor-faktor penyebab masalah yang terjadi dari artikel tersebut antara lain : 1.Kelas yang kotor akibat sistem moving class membuat siswa menjadi tidak nyaman untuk belajar 2.Penataan kelas yang tidak indah dilihat mempengaruhi suasana kelas. Hal ini yang menyebabkan pemilik kelas menjadi marah. Akibatnya iklim kelas menjadi tidak kondusif. 3.Tidak ada kerjasama yang baik antara siswa yang memakai kelas (siswa moving class) dengan pemilik kelas. Mengakibatkan lingkungan belajar yang tidak kondusif. Karena hubungan antar siswa tidak baik.

Adapun solusi yang kan saya berikan berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan sebelumnya tentang manajemen kelas untuk permasalahan yang terjadi dalam artikel ini antara lain : 1. Interaksi siswa dengan guru serta siswa dengan siswa lainnya harus dijaga. Kembangkan interaksi yang baik. 2. Buatlah aturan, tata tertib, etika, yang disepakati oleh semua siswa. Khususnya siswa/i yang memakai kelas tersebut 3. Kenyamanan kelas sebagai tanggung jawab bersama Setelah melihat pengertian tentang manajemen kelas serta melihat cirri-ciri dari staying class dilihat berdasarkan artikel permaslahan di atas maka saya menjadi memperoleh pengertian tentang kelebihan dan kelemahan staying class. Yaitu sebagai berikut :

Kelebihan : 1.Siswa tidak repot ketika pergantian mata pelajaran Karena siswa tidak perlu berpindah tempat. Guru mendatangi siswa. 2.Sehingga waktu yang digunakan Lebih efisien 3.Guru lebih mudah untuk mengontrol 4.Siswa menjadi lebih cinta sama kelas Karena siswa selalu belajar di tempat tersebut, mereka menganggap kelas tersebut sebagai rumah mereka sendiri. Sehingga keinginan untuk merawat serta menjaga kelas lebih besar dibandingkan mereka berpindah-pindah kelas.

Kelemahan : 1.Bersifat monoton karena ruangan yang tidak berpindah-pindah. Sehingga Menimbulkan kebosanan bagi siswa 2 .Terbatasnya kreatifitas untuk menata kelas sesuai dengan mata pelajaran

STRATEGI BELAJAR

Belajar merupakan kegiatan yang terjadi dalam hidup kita dan berlangsung secara terus menerus. Adapun alasan kita belajar antara lain : 1) tidak ada dalam kehidupan kita yang tidak belajar. Seluruh aspek dalam kehidupan kita berada dalam proses belajar. 2) kehidupan yang anda alami setelah belajar akan menciptakan kondisi yang lebih baik. karena belajar menjadikan kehidupan manusia lebih baik dan bermanfaat. 3) setiap agama mewajibkan umatnya untuk belajar. Jadi belajar merupakan kegiatan yang penting yang harus kita lakukan. Pembelajaran merupakan aktifitas yang diperlukan saat proses belajar. Pembelajaran bicara tentang interaksi antara guru dengan siswa (merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar). Proses pembelajaran tidak boleh dilakukan oleh sembarangan orang Karena kegiatan ini merupakan kegiatan profesional untuk memberikan kemungkinan dan /kemudian orang lain untuk belajar dengan sengaja, terarah dan terkendali. Pengajar harus mempunyai kemampuan yang cukup serta keikhlasan untuk mengajar. Guru dikatakan berhasil ketika murid-muridnya dapat memahami apa yang guru ajarkan dan guru membantu murid-muridnya menjadi mudah dalam proses belajar (memperoleh pengetahuan). Pendekatan pembelajaran saat ini sudah mengalami beberapa perubahan antara lain dalam perubahan paradigma yaitu dari yang tadinya teacher centered menjadi student centered (bagaimana siswa yang menilai tentang pembelajaran). Perubahan yang kedua ada pada perubahan landasan yaitu dari yang behavioristik menjadi konstruktivistik Adapun perbedaan antara behavioristik dengan konstruktivistik antara lain behavioristik berarti : 1) belajar merupakan penambahan pengetahuan. Jadi dalam pembelajaran ini siswa diberikan banyak materi. 2) pengetahuan bersifat objektik dan pasti. 3) pengetahuan terstruktur dengan rapi dan seragam. Sedangkan yang dimaksud dengan konstruktivistik yaitu :1) pemaknaan atas pengetahuan ( learning how to lern). 2) pengetahuan non objekif dan senantiasa berubah pengetahuan (persepsi orang orang berubah-ubah, bersifat relatif dan berkembang dari waktu ke waktu). 3) pengetahuan terstruktur secara rumit dan beragam. Proses pembelajaran disusun secara sistemik dan sistematik. Artinya sebagaimanapun harus dimulai dari mana . diperlukan interaksi yang optimal antara dosen, mahasiswa, dan sumber belajar. Suasana yang harus dibangun ketika proses pembelajaran antara lain menyenangkan, menantang, mendorong munculnya semangat dan kegiatan, memungkinkan berkembangnya prakarsa, memberikan keteladanan, membangun kemandirian. Jenis-jenis pembelajaran dibagi menjadi 2 yaitu : pembelajarn tematik dan pembelajaran kreatif . pembelajarn tematik merupakan pembelajaran tentang tema tertentu merupakan pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema tertentu. Tema ditinjau dari beberapa materi pembelajaran. Biasanya diberikan untuk anak SD awal. Pembelajaran ini menyediakan keleluasaan dan kedalaman implementasi kurikulum, juga menawarja dinamika dalam pembelajaran. Contoh siswa diberikan kebebasan untuk menemukan arti tentang suatu tema . serta membantu siswa membangun antara konsep dan ide. Sehigga memunculkan pemahaman, adapun yang dimaksud dengan pembelajaran kreatif yaitu mengorganisasikan isi ajaran dan kegiatan belajar sehingga terjadi belajar aktif. Belajar aktif meliputi diantaranya belajar menemukan ( discovery learning), belajar berbasis masalah, serta belajar kontekstual, belajar kompertaif serta belajar pemetaan konsep.